TIMES MALUKU, PULAU TALIABU – Dua nelayan Desa Penu, Kecamatan Taliabu Timur, Pulau Taliabu yang dikabarkan hilang setelah tiga hari tak kembali, kini telah ditemukan.
Ditemukan dua nelayan tersebut tidak terlepas dari peran dua anggota Polisi yang bertugas di Polsek Kecamatan Taliabu Timur Selatan. Yakni Kapospol Kecamatan Taliabu Timur, Aipda Fachmi Purnomo dan Bhabinkamtibmas Desa Penu Muhammad Nur Waisale.
Kedua anggota Polisi ini berperan aktif menggerakkan warga dan sejumlah nelayan yang ada di Desa Penu, untuk terus lakukan pencarian mulai dari hari pertama nelayan dikabarkan hilang.
Pada hari kedua Senin (7/8/2023) pencarian terus dilakukan, meski dalam kondisi angin kencang dan gelombang tinggi terjadi di titik pencarian. Tidak menemukan korban di hari kedua, pencarian pun berlanjut di hari ketiga.
Kedua nelayan saat ditemukan oleh Kapospol dan Bhabinfoto. (FOTO: Doc Kapospol Samuya)
Kata Fachmi, di hari ketiga Selasa (8/8/2023) ini mereka bergerak dari Desa Samuya pada pukul 07:00 pagi waktu setempat. Dengan dibantu empat masyarakat Desa Penu pencarian berlanjut ke titik lain, yakni di perairan Kabupaten Kepulauan Sula, Pulau Mangoli.
“Di hari ketiga saya dan pak Bhabin Desa Penu berangkat dari Desa Samuya, di bantu empat warga Desa Penu kita bergerak ke Pulau Mangoli,” Kata Fachmi.
Dari infromasi yang dikumpulkan dari nelayan dan perkiraan pergerakan arus laut, dua polisi berseragam lengkap yang menggunakan longboat viber ini menyasar lautan selama kurang lebih empat jam lamanya.
Usaha mereka akhirnya mendapatkan hasil. Dua nelayan yang hilang yakni Jusman (29) dan Suwiro Abdullah ditemukan dalam keadaan selamat pada sekitar pukul sepuluh.
“Dua korban ini kami temukan di Pulau Mangoli, tepatnya di wilayah Desa Bantala, Pulau Mangoli,” ucap Fachmi.
Saat ditemukan, keduanya masih berada di atas perahu yang mereka gunakan untuk melaut. Kedua nelayan lantas dievakuasi ke longboat yang digunakan untuk mencari mereka.
Karena kondisi perahu nelayan yang sudah penuh dengan air dan jarak yang sangat jauh, mereka memutuskan untuk meninggalkan perahu dan hanya mengambil mesin serta jaring ikan saja.
Nelayan yang ditemukan itu langsung dibawa pulang ke pihak keluarga. Keluarga dan warga Desa Penu yang sebelumnya khawatir akhirnya bahagia dan bahkan menangis menyambut kedatangan kedua nelayan ini.
Peristiwa perahu terbalik dihantam ombak yang dialami masyarakat Desa Penu sudah terjadi kedua kalinya pada tahun ini. Meski demikian, semuanya ditemukan dalam keadaan selamat.
Fachmi berpesan, agar warga dan nelayan lebih berhati-hati saat melaut atau berpergian saat kondisi cuaca tidak baik Berdiam diri di rumah menjadi salah satu pilihan yang tepat saat cuaca buruk.
“Saya mengingatkan nelayan agar lebih hati-hati saat melaut ketika cuaca buruk. Begitu juga dengan warga yang mau pergi belanja lewat laut. Kalau cuaca buruk di rumah saja dulu menunggu cuaca kembali normal,” harap Fachmi. (*)
Pewarta | : Husen Hamid |
Editor | : Faizal R Arief |