TIMES MALUKU, MALANG – Eksistensi gerakan mahasiswa dalam konteks politik, sosial, dan budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah. Gerakan mahasiswa memuat makna gerakan moral yang berada di garis depan melawan ketidakadilan, penyelewengan, dan otoritarianisme yang dilakukan oleh pemerintah dan elit kekuasaan. Di tengah dinamika ini, mahasiswa dianggap sebagai agen perubahan melalui gerakan sosial dan moral yang mereka anut.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), sebagai salah satu organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia, mewakili komitmen keislaman dan keindonesiaan dalam kesadaran beragama, berbangsa, dan bernegara. Dengan misi ini, PMII menganggap dirinya sebagai agen perubahan dan pengemban misi intelektual yang bertanggung jawab dalam meningkatkan martabat umat manusia, memerangi kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan baik secara spiritual maupun materiil. Tujuan dan visi PMII meliputi pembentukan pribadi muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berilmu, cakap, dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu serta memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Dari visi, misi, dan tujuan tersebut, jelas terlihat kontribusi gerakan PMII dalam perjalanan bangsa. PMII secara konsisten mengawal dan mempengaruhi perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, baik dalam konteks kebangsaan maupun keislaman. Dinamika perubahan bangsa ini tidak lepas dari peran dan tanggung jawab gerakan sosial-moral yang dijalankan oleh PMII.
Gerakan Sosial dan Intelektual PMII
Sejarah gerakan mahasiswa di seluruh Indonesia menunjukkan kehadiran PMII dalam mengawal isu-isu politik, budaya, dan ekonomi. PMII aktif dalam memperjuangkan persoalan-persoalan lokal yang memihak pada kepentingan rakyat, serta mendorong transformasi menuju masyarakat yang demokratis dan non diskriminatif. Di Jawa Tengah, PMII memiliki 20 cabang yang berkoordinasi di bawah Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Jawa Tengah, dengan setiap cabang menggerakkan kaderisasi di kampus-kampus lokalnya. Keberadaan ini menjadi modal besar dalam transformasi sosial di tingkat lokal.
Secara nasional, PMII telah memainkan peran penting dalam sejarah bangsa. Sejak tahun 90-an, PMII menghadirkan gagasan kritis-solutif dan terlibat dalam perubahan rezim orde baru. PMII senantiasa berada dalam posisi melawan kekuatan negara dan menjadi pelindung bagi kelompok masyarakat yang tertindas. Dengan pendekatan Paradigma Kritis Transformatif (PKT), PMII mampu mengubah paradigma gerakannya menuju perubahan yang lebih strategis dan taktis.
Meskipun cenderung revolusioner-radikal, gerakan PMII tetap mengedepankan sikap toleransi dan menghormati hak-hak asasi. PMII juga aktif dalam diskursus intelektual mengenai Islam transformatif, demokrasi, pluralisme, masyarakat komunikatif, teori kritis, dan postmodernisme. Gerakan ini menunjukkan keaktifan dan keseimbangan dalam perdebatan intelektual, dengan kader PMII yang memiliki penguasaan wacana keilmuan yang tradisional dan minat yang besar terhadap pemikiran kiri dan tokoh Islam radikal.
Gairah dan semangat wacana intelektual PMII menunjukkan lompatan yang signifikan, dengan kelompok muda yang tidak lagi terpaku pada tradisi kolot. PMII mengembangkan gagasan-gagasan baru dengan menggabungkan tradisi intelektualnya dengan konteks zaman yang terkini. Pemikiran ini mencakup hak asasi, gender, demokratisasi, dan lingkungan, yang ditinjau dari berbagai sumber dan disesuaikan dengan kekayaan pemikiran PMII sendiri.
Pemikiran dan gerakan diskursus wacana PMII berangkat dari pemahaman Islam yang berpihak pada kemanusiaan dan keadilan. Tujuan PMII adalah pembebasan rakyat dari berbagai bentuk penindasan, dengan arah yang jelas menuju kemaslahatan umat secara keseluruhan. (*)
***
*) Oleh : Syahril Batman, Ketua Rayon Sunan Bonang PMII Unisma.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Peran PMII dalam Gerakan Sosial dan Intelektual di Indonesia
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |