TIMES MALUKU, KEPULAUAN SULA – Menikmati keindahan alam di wisata Tanjung Waka Desa Fatkauyon Kecamatan Sulabesi Timur, Kepulauan Sula, Maluku Utara, adalah cara sempurna untuk merasakan pesona Indonesia yang sesungguhnya.
Tanjung Waka merupakan destinasi wisata yang menakjubkan dan populer di Maluku Utara. Pasir putihnya yang lembut dan air lautnya begitu jernih dengan gradasi biru toska dan biru tua serta ombak yang menenangkan terlihat sangatlah memukau, sehinga menyajikan keindahan tersendri.
Pantai ini dikenal dengan pemandangan pasir putih terpanjang dan matahari terbenam yang mempesona. Juga salah satu spot terbaik untuk menikmati keindahan alam bawah laut. Selain panorama yang indah, tanjung waka juga dikenal dengan perpaduan wisata alam dan tempat bersejarah.
Tanjung Waka Salah Satu Tempat Bersejarah
Tarian Bela Yai saat penjemputan bupati dan rombongan. (Foto: GenPi Maluku Utara for TIMES Indonesia)
Tanjung Waka di Desa Fatkauyon dikatakan tempat bersejarah, sebab di desa ini para leluhurnya telah melahirkan salah satu tarian perang yang bersejarah di kenal dengan nama tarian "Bela Yai". Tarian ini ada sudah berabad-abad bahkan sejak jaman portugis dan sampai saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Tarian Bela Yai dilakukan secara klosal dengan menampilkan dua sosok Kapita Sula dan sederet syair sebagai nasehat yang mengandung petuah berkehidupan, semangat juang dan spritual yang sangat mendalam. Tarian ini saat dipertunjukkan melibatkan 20 sampai 25 orang penari yang memberikan dorongan keberhasilan perjuangan dalam berperang.
Pada tahun 1954, tarian Bela Yai mulai diresmikan dan ditampilkan saat penjemputan wakil Presiden pertama Repubilk Indonesia Bung Hatta saat datang di Kepulauan Sula untuk menghadiri peletakan batu pertama di SMA Negeri 1 Sanana. Beranjak dari situlah sehingga tarian Bela Yai langsung dipertunjukkan sebagai tarian penjemputan pejabat pemerintah, atau tamu kehormatan lainya.
Bupati Kepulauan Sula Fifian Adeningsih Mus, kepada TIMES Indonesia, Minggu (15/12/2024), di Tanjung Waka mengatakan semua tarian khas yang berasal dari Sula terus dilestarikan.
"Tarian dari Sula harus dilestarikan sebab ini menjadi bukti sejarah warisan para leluhur," ucapnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Fakta Menarik Keindahan Tanjung Waka, Perpaduan Panorama Alam dan Tempat Bersejarah
Pewarta | : Masri Fokaaya |
Editor | : Deasy Mayasari |