https://maluku.times.co.id/
Berita

Catatan Di Balik Komitmen Desa  Parigi di Taliabu, Soal Dana Desa untuk Koperasi Merah Putih

Rabu, 05 November 2025 - 20:09
Catatan Di Balik Komitmen Desa  Parigi di Taliabu, Soal Dana Desa untuk Koperasi Merah Putih Kepala Desa Parigi, Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara. (FOTO: Husen Hamid TIMES Indonesia).

TIMES MALUKU, PULAU TALIABU – Sebuah keputusan berisiko tinggi baru saja ditetapkan di Pulau Taliabu. Layaknya sebuah drama politik dan ekonomi, sebanyak 71 desa di kabupaten ini sepakat untuk menjadikan Dana Desa (DD) nyawa pembangunan mereka sebagai jaminan untuk pinjaman modal program Koperasi Merah Putih, inisiatif andalan Presiden Prabowo Subianto.

Suasana tegang dan penuh harapan tercermin dalam Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) yang digelar di seluruh desa di Taliabu. Di Desa Parigi, Kecamatan Taliabu Timur, keputusan monumental itu telah jatuh.

Desa itu, dipimpin oleh Kepala Desa Burhan Hamli dan ketua BPD setempat, menyetujui pinjaman modal  pengajuan pinjaman fantastis sebesar lebih dari Rp1 Miliar  Kopdes Merah Putih, hal ini dirasakan tidak hanya Parigi, tetapi Desa di Taliabu dan di Indonesia secara keseluruhan.

Inilah titik dramanya. Untuk mendukung pinjaman itu, Desa Parigi secara resmi mengalokasikan 27% Dana Desa tahun 2026 sebagai jaminan. Angka yang tidak kecil! Ini berarti, seperempat lebih dari dana yang seharusnya untuk membangun infrastruktur, membantu warga, dan memajukan desa, kini digadaikan.

Kades Burhan, dalam wawancara eksklusif dengan TIMES Indonesia, mengaku mendukung penuh program presiden. Namun, di balik dukungannya, terselip kecemasan yang tidak bisa dirinya sembunyikan.

"Dana Desa yang kami sepakati lewat forum Musyawarah bersama BPD dan Koperasi itu sebesar 27%, Saya berharap koperasi tetap bisa menjalankan usaha mereka agar Dana Desa yang menjadi jaminan tidak terkorbankan" jelas Burhan.

Kalimat itu seperti bisikan hati seorang pemimpin yang terjepit antara loyalitas pada program nasional dan tanggung jawabnya melindungi aset desanya. Ada sebuah ketakutan yang nyata: Bagaimana jika koperasi ini gagal? Bagaimana jika usahanya tidak berjalan mulus? Dana desa yang menjadi tulang punggung pembangunan bisa lenyap tertelan untuk membayar utang.

Antara Optimisme dan Ancaman Kegagalan

Meski dibayangi ketakutan, Burhan mencoba tetap bersikap optimis. Dia memandang ini sebagai sebuah langkah berani untuk mendongkrak Pendapatan Asli Desa (PAD).

"Saya percaya program dari presiden pasti bertujuan baik, ini bagian dari memajukan Indonesia dari Desa," tambahnya.

Namun, optimisme itu bagai berdiri di atas tali yang tipis. Nasib 71 desa di Taliabu kini terikat pada satu benang yang sama, kesuksesan Koperasi Merah Putih. Kesalahan manajemen, kondisi ekonomi yang memburuk, atau kegagalan usaha bisa memicu drama yang lebih besar, bencana finansial tingkat desa.

Dengan napas tertahan, seluruh mata kini tertuju pada Koperasi Merah Putih. Apakah ini akan menjadi kisah sukses "memajukan Indonesia dari desa" seperti harapan Pak Presiden? Atau justru akan berubah menjadi tragedi di mana dana rakyat yang sangat dibutuhkan hilang karena sebuah program yang ambisius?

Langkah berani 71 desa di Taliabu ini bukan lagi sekadar dukungan politik, tapi sebuah taruhan dengan masa depan mereka sendiri. Dan hanya waktu yang bisa menjawab, apakah taruhan ini akan berbuah manis, atau justru menjadi drama pilu yang akan mereka sesali.

Dengan kesepakatan musyawarah desa tentang pinjaman modal Koperasi Merah Putih, Dana Desa selama beberapa tahun ke depan akan menjadi tulang punggung sekaligus nyawa dari keberlangsungan koperasi ini. (*)

Pewarta : Husen Hamid
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Maluku just now

Welcome to TIMES Maluku

TIMES Maluku is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.