https://maluku.times.co.id/
Berita

Tak Pernah Absen Meski Lelah, Kisah Guru Honorer Pacitan Mengajar Subuh sampai Malam

Senin, 24 November 2025 - 11:35
Tak Pernah Absen Meski Lelah, Kisah Guru Honorer Pacitan Mengajar Subuh sampai Malam Guru honorer di Pacitan, Alis Maulana saat mengajar di sekolah. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES MALUKU, PACITAN – Setiap Hari Guru Nasional, kisah tentang dedikasi selalu bermunculan. Tetapi perjalanan seorang guru honorer asal Kabupaten Pacitan bernama Alis Maulana, terasa berbeda. 

Di balik senyumnya yang tenang, ada rentetan pengabdian panjang yang ia jalani tanpa pernah benar-benar berhenti untuk bernapas.

Alis bukan nama asing di dunia pendidikan berbasis pesantren dan madrasah di Pacitan. Kiprahnya dimulai pada 2014, ketika ia pertama kali mengajar di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Al-Tarmasi.

 “Saya mulai jadi guru tahun 2014, dari TPQ Al-Tarmasi,” tuturnya, Senin (24/11/2025).

Dari ruang sederhana tempat anak-anak mengaji itulah langkah awalnya terukir. Setahun kemudian, 2015, ia dipercaya mengajar di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pondok Tremas tanpa meninggalkan TPQ. Kesempatan itu menjadi pijakan pertama menuju jalan pengabdian yang lebih jauh.

Tahun 2018, amanah baru kembali datang. Ia ditarik mengajar di Madrasah Aliyah (MA) Mu’adalah Pondok Tremas. Tugas tambahan itu tidak membuatnya mundur. Alis tetap mengajar di semua jenjang. Pagi, siang, hingga malam. Dari satu kelas ke kelas lain, dari madrasah ke pesantren, seolah waktu tak pernah benar-benar cukup.

Tahun berikutnya menjadi fase penting dalam hidupnya. Setelah menikah dan dikaruniai anak pertama, ia pindah ke Kecamatan Nawangan. Perubahan domisili itu tidak mengurangi komitmennya pada dunia pendidikan. Justru pada 2019 itu juga, ia diangkat menjadi honorer Penyuluh Agama Islam di KUA Nawangan.

Tapi dunia mengajar terlalu melekat dalam dirinya. Bersama beberapa rekan, ia merintis pendirian TPQ dan Madrasah Diniyah Bustanul Ma’wa di Nawangan, dan diminta menjadi kepala madrasah. 

Bagi Alis, jabatan itu bukan soal status, tetapi amanah yang harus dipertanggungjawabkan.

Yang tidak banyak orang tahu, meski telah tinggal jauh dari Tremas, Alis tetap pulang-pergi untuk mengajar di sana. 

Lima hari di Nawangan, dua hari di Tremas. Bertahun-tahun ia menjalani ritme itu, menyusuri jalan berliku antar kecamatan, kadang berkabut, kadang licin, tetapi tak pernah sekalipun ia mengeluh.

Masih di tahun yang sama, ia mendapat tugas tambahan sebagai dosen (muhadir) di Ma’had Aly Al-Tarmasi. Lalu pada 2021, ia masuk sebagai guru di SD Negeri 3 Sempu, Kecamatan Nawangan. Jadwalnya kian padat, tetapi semangatnya justru seolah makin kuat.

“Pengalaman mengajar itu banyak sekali. Saya mengajar dari tingkat dasar sampai mahasiswa. Karakternya beda-beda, tantangannya juga macam-macam,” katanya sambil tersenyum.

Menurutnya, tantangan fisik seperti medan berat dan jarak tempuh sebenarnya masih bisa diatasi. Yang lebih menantang justru menyesuaikan metode mengajar. Setiap kelas punya warna sendiri. Ada siswa yang cepat menangkap materi, ada yang harus didekati pelan-pelan. Ada kelas yang ceria, ada pula yang susah diatur.

“Kita harus putar otak supaya pembelajaran tetap menyenangkan, tapi materi tetap masuk,” ujarnya.

Namun semua kelelahan itu tidak pernah menjadi alasan untuk berhenti. Baginya, dunia pendidikan adalah ruang pengabdian yang terlalu penting untuk ditinggalkan.

 “Walaupun banyak tantangan, semangat mengajar itu tidak pernah hilang,” tegasnya.

Di akhir ceritanya, Alis menyampaikan harapan sederhana. 

“Semoga apa yang saya lakukan mendapat keberkahan dan ridlo Allah SWT. Semoga diberi kesehatan, semangat, dan keluarga tetap mendukung," ucapnya. 

Kisah Alis Maulana mungkin hanya satu dari ribuan kisah guru honorer di Indonesia. Tetapi jejak panjang yang ia lalui lintas jenjang, lintas lembaga, lintas kecamatan menjadi potret nyata perjuangan guru yang jarang terlihat publik. 

Pada Hari Guru Nasional 2025 ini, cerita seperti inilah yang mengingatkan bahwa pondasi pendidikan Indonesia berdiri berkat mereka yang memilih terus berjalan, meski jalan itu seringkali tak mudah. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Maluku just now

Welcome to TIMES Maluku

TIMES Maluku is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.