TIMES MALUKU, MALUT – Perjalanan pelaksanaan Long Form Sensus Penduduk 2020 (LF-SP2020) telah sampai di garis finish.
Badan Pusat Statistik (BPS) membuktikan komitmennya dalam menyelesaikan amanat untuk melaksanakan Sensus Penduduk Lanjutan (Long Form SP2020) dengan berbagai tantangan di tengah pandemi Covid-19. Pada akhir Januari lalu, BPS secara resmi merilis hasil Long Form SP2020 bersamaan dengan Launching Reformasi Birokrasi BPS Tahun 2023.
Rangkaian kegiatan SP2020 dilaksanakan ke dalam dua tahapan. Tahapan pertama yaitu pendataan penduduk dengan menggunakan short form dan instrumen lainnya yang telah dilaksanakan pada tahun 2020. Tahapan selanjutnya pendataan berupa sensus sampel sebagai kelanjutan sensus penduduk menggunakan kuesioner yang memuat pertanyaan yang lebih banyak dan lebih kompleks atau disebut sebagai Pendataan Long Form SP2020.
Pendataan Long Form SP2020 dilakukan untuk mendapatkan parameter demografi yang akurat di mana pendataannya dilaksanakan dengan mengumpulkan data-data yang lebih lengkap tidak hanya terkait parameter demografi, tetapi juga terkait pendidikan, disabilitas, maupun perumahan. Pendataan Long Form SP2020 ini dilaksanakan di seluruh wilayah di Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 4.294.896 rumah tangga dalam 268.431 blok sensus (BS). Pendataan lapangan dilakukan sepanjang bulan Mei hingga Juni 2022.
Kegiatan ini diklaim sebagai pendataan dengan sampel terbesar sepanjang sejarah. Sebanyak 78 ribu petugas lapangan terlatih dikerahkan untuk melakukan wawancara kepada rumah tangga sampel di seluruh Indonesia. Long Form Sensus Penduduk 2020 diharapkan dapat menghasilkan indikator untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian target SDGs dan RPJMN di bidang kependudukan.
Hasil Pendataan
Hasil pendaataan Long Form SP2020 menunjukkan bahwa fertilitas Indonesia menurun dalam lima dekade terakhir. Sensus Penduduk 1971 mencatat Angka Kelahiran Total/Total Fertility Rate (TFR) sebesar 5,61, sementara Long Form SP2020 mencatat TFR sebesar 2,18 yang berarti hanya sekitar 2 anak yang dilahirkan perempuan selama masa reproduksinya. Angka ini semakin mendekati tingkat Replacement Level (2,1), artinya setiap wanita digantikan oleh satu anak perempuannya untuk menjaga kelangsungan pergantian generasi.
Tidak hanya Angka Kelahiran Total (TFR) yang menurun, dalam rentang 50 tahun (1971-2022) terakhir juga terjadi penurunan Angka Kematian Bayi/Infant Mortality Rate (IMR) di Indonesia hampir 90 persen. Angka Kematian Bayi (IMR) menurun signifikan dari 26 per 1.000 kelahiran hidup hasil Sensus Penduduk 2010 menjadi 16,85 per 1.000 kelahiran hidup hasil Long Form SP2020. Melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2019-2022 diketahui bahwa peningkatan persentase bayi yang mendapat imunisasi lengkap serta peningkatan rata-rata lama pemberian ASI membuat bayi semakin mampu bertahan hidup.
Selain indikator fertilias dan mortalitas, Long Form SP2020 juga memasukkan indikator mobilitas sebagai parameter demografi. Angka migrasi seumur hidup antarprovinsi hasil Long Form SP2020 mencapai 9,83 persen, mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan periode sebelumnya (SP2010). Dengan kata lain, sekitar 10 dari 100 penduduk Indonesia tinggal di luar provinsi tempat kelahirannya.
Kecenderungan suatu daerah untuk dikategorikan sebagai daerah pengirim atau penerima migran seumur hidup dapat dilihat melalui indikator migrasi neto seumur hidup. Tiga provinsi dengan angka migrasi neto seumur hidup tertinggi adalah Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Hal ini menunjukkan bahwa migrasi berkontribusi positif terhadap pertumbuhan penduduk di ketiga provinsi tersebut.
Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan merupakan tiga provinsi dengan angka migrasi neto seumur hidup terendah. Angka migrasi neto seumur hidup di ketiga provinsi tersebut bernilai negatif yang menunjukkan bahwa lebih banyak migran seumur hidup yang berpindah keluar daripada yang masuk ke provinsi-provinsi tersebut.
Melalui pendaataan Long Form SP2020 juga diperoleh informasi mengenai disabilitas yang dapat digunakan sebagai pendekatan dalam pencapaian salah satu target pada rencana aksi nasional penyandang disabilitas 2021−2024. Prevalensi disabilitas yang disajikan dari hasil Long Form SP2020 merupakan prevalensi disabilitas umur 5 tahun ke atas, yaitu sebesar 1,43 persen.
Hasil Long Form SP2020 menunjukkan adanya peningkatan tingkat pendidikan dari waktu ke waktu. Hal ini bisa ditunjukkan dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan pada generasi yang lebih muda. Mayoritas tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh Generasi Baby Boomer yang lahir pada tahun 1946–1964 dan Generasi X yang lahir tahun 1965–1980 adalah SD/Sederajat, sementara tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh generasi milenial yang lahir tahun 1981–1996 adalah SM/Sederajat. Sebanyak 37 persen penduduk milenial Indonesia tamat Sekolah Menengah/Sederajat.
Indikator terakhir yang tercakup dalam Long Form SP2020 yaitu mengenai perumahan. Salah satu komponen penentu rumah layak huni adalah ketahanan bangunan, yang dilihat dari bahan bangunan utama atap, dinding, dan lantai rumah terluas. Persentase rumah tangga menempati rumah yang memenuhi syarat ketahanan bangunan sebesar 85,23 persen.
Long Form SP2020 hadir untuk menghasilkan data-data strategis terutama parameter demografi dan juga data terkait dengan kependudukan yang lainnya. Tersedianya data parameter demografi sampai dengan level terendah (mulai dari nasional, provinsi, hingga kabupaten/kota) akan sangat membantu dan memudahkan pemerintah dalam melihat bagaimana capaian pembangunan di setiap wilayah demi mewujudkan keseimbangan pembangunan antar wilayah.
***
*) Oleh: Ridwan Prayogi, S.Tr.Stat. (Statistisi Ahli Pertama BPS Provinsi Maluku Utara).
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
Pewarta | : |
Editor | : Ronny Wicaksono |