TIMES MALUKU, TERNATE – Institut Agama Islam Negeri Ternate (IAIN Ternate) bersama Dewan Eksekutif Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus Al-ISHLAH menggelar talk show dan buka bersama bertajuk "Kisah Dari Mereka yang Pernah Hilang".
Acara ini bekerja sama dengan Satgas Densus 88 Anti-Terorisme dan dihadiri oleh narasumber kunci, termasuk mantan narapidana terorisme (eks napiter). Kegiatan ini digelar di Ruang Aula IAIN Ternate pada Rabu (19/3/2024).
Acara ini menghadirkan tiga narasumber utama, Prof. Jubair Situmorang, Kabid Agama dan Sosial Forum Koordinasi Penanganan Terorisme (FKPT) Maluku Utara; AKBP Muslim Nanggala, Kepala Satgas Densus 88 Wilayah Maluku Utara dan Galang (Eks Napiter), Mantan narapidana terorisme yang pernah terpapar paham ekstrem pada 2019.
Tema "Kisah Dari Mereka yang Pernah Hilang" mengangkat kisah masyarakat yang pernah terpapar paham radikalisme. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya radikalisme dan upaya pencegahannya di Maluku Utara.
Kisah Galang, Mantan Napiter yang Kembali ke Jalan Benar
Galang, mantan napiter, membagikan pengalamannya selama terpapar paham radikalisme. Ia mengungkapkan bahwa dirinya dan orang-orang yang terpapar radikalisme cenderung menghindari keramaian.
“Dulu, pengaruh radikalisme sangat kuat, terutama melalui media sosial. Namun, sekarang pengawasan di dunia nyata dan maya sudah lebih ketat,” ujar Galang.
Ia berharap kisahnya dapat menjadi pelajaran bagi generasi muda agar tidak mudah terpengaruh oleh paham radikal.
Pentingnya Pengawasan Dini oleh BNPT
Prof. Jubair Situmorang menekankan pentingnya pengawasan dini terhadap penyebaran paham radikalisme, baik di lingkungan kampus, sekolah, maupun keluarga.
“Peran Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sangat penting untuk meminimalisir pengaruh radikalisme, terutama pada anak-anak. Perkembangan digitalisasi yang pesat membuat akses informasi semakin mudah, termasuk konten-konten berbahaya,” jelas Prof. Jubair.
Ia juga menyarankan agar pengawasan di lingkungan pendidikan dan keluarga ditingkatkan untuk mencegah penyebaran paham radikal.
Sementara AKBP Muslim Nanggala, Kepala Satgas Densus 88 Maluku Utara, memaparkan dampak radikalisme yang masif, baik secara nasional maupun daerah.
“Kami membutuhkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, termasuk lingkungan kampus, untuk bersama-sama menangkal radikalisme. Laporan dari masyarakat sangat membantu kami dalam meredam penyebaran paham ini,” ujar AKBP Muslim.
Ia juga mengajak mahasiswa dan civitas akademika IAIN Ternate untuk aktif berperan dalam upaya pencegahan radikalisme.
Sinergi Kampus dan Aparat Keamanan
Kegiatan ini menekankan sinergi antara kampus dan aparat keamanan dalam upaya penanggulangan terorisme. IAIN Ternate sebagai lembaga pendidikan Islam berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari paham radikal.
“Kami berharap acara ini dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya radikalisme dan membangun ketahanan mental generasi muda,” ujar perwakilan dari pihak IAIN Ternate. (*)
Pewarta | : Haerun Hamid |
Editor | : Faizal R Arief |